Permanganometri merupakan metode
titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat
sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi
atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara
meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.
Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan
oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7
Dalam suasana asam atau [H+]
≥ 0,1 N, ion permanganat mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai
reaksi :
MnO4- + 8H+
+ 5e- Mn2+ + 4H2O Eo = 1,51 Volt
Dalam suasana netral, ion permanganat mengalami reduksi
menjadi mangan dioksida seperti reaksi berikut :
MnO4- + 4H+
+ 3e- MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 Volt
Dan
dalam suasana basa atau [OH-] ≥ 0,1 N, ion permanganat akan
mengalami reduksi sebagai berikut:
MnO4- + e-
MnO42- Eo = 0,56 Volt
(Svehla,
1995).
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak
bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Dengan asam
klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi :
2MnO4- + 10Cl-
+ 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
dan sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan
klor. Reaksi ini terutama berkemungkinan akan terjadi dengan garam-garam besi,
kecuali jika tindakan-tindakan pencegahan yang khusus diambil. Dengan asam
bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat encer, temperatur yang rendah,
dan titrasi yang lambat sambil mengocok terus-menerus, bahaya dari penyebab ini
telah dikurangi sampai minimal. Pereaksi kalium permanganat bukan
merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu.
Pada percobaan ini untuk membakukan kalium permanganat ini dapat digunakan
natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam
larutan asam (Basset, 1994).
Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam
sulfat, karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika
dipakai asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida
menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat
dalam jumlah berlebih. Meskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen (II) oksida,
antimoni (II) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sulfat justru akan
menghasilkan beberapa tambahan kesulitan. Kalium
pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl akan
mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan
kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam
0,1 N. Namun, beberapa zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat
reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak
kesulitan dalam menggunakan reagensia ini (Svehla, 1995).
MnO4- + 8H+
+ 5e Mn2+ + 4H2O E0 = 1,51V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar